Sarang Burung Walet Indonesia Laris Manis di Pasar Global, Ini Ambisi Wamentan

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, memiliki target ambisius terkait ekspor sarang burung walet, mengingat potensi produksinya yang sangat besar. Ia mendorong agar budidaya sarang burung walet semakin diminati, agar dapat mendukung perekonomian keluarga petani sekaligus memperkuat sektor ekspor Indonesia.
Hal ini disampaikan Sudaryono saat mengunjungi Processing Bird House di PT Surya Aviesta, Surabaya, pada 7 Januari 2025. Ia menambahkan bahwa pemerintah akan memberikan dukungan kepada petani yang ingin mengembangkan budidaya sarang walet.
“Ini merupakan potensi luar biasa yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat. Indonesia menyuplai 60 persen dari total pasokan sarang burung walet dunia, dengan nilai ekspor mencapai hampir Rp10 triliun per tahun,” ujar Sudaryono. Ia menargetkan kontribusi Indonesia dalam pasar ekspor sarang burung walet dunia bisa meningkat menjadi 63-65 persen.
Menurut Sudaryono, industri sarang burung walet sangat potensial. Dengan hanya menyediakan tempat bagi walet bersarang, petani bisa mendapatkan pendapatan besar. Harga sarang walet yang mencapai puluhan juta rupiah per kilogram dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga.
Sebagai informasi, Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen sarang burung walet terbesar di dunia, sebuah komoditas mewah yang memiliki manfaat kesehatan, seperti meningkatkan kekebalan tubuh dan memperbaiki fungsi organ.
Data CNBC Indonesia mencatat, nilai ekspor sarang burung walet Indonesia terus mengalami peningkatan signifikan. Pada 2020, ekspor sarang walet tercatat mencapai US$540,4 juta, dengan peningkatan 48,5% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2023, volume ekspor mencapai 1.335 ton dengan nilai sekitar US$633,25 juta atau Rp9,81 triliun, dengan harga per kilogram mencapai Rp7,35 juta.
Pasar utama sarang burung walet Indonesia antara lain China, Hong Kong, dan Singapura. Pada 2023, ekspor ke Hong Kong mencapai 630,9 ton senilai US$77,137 juta, sedangkan ekspor ke Singapura tercatat 36 ton dengan nilai US$17,588 juta.
Sudaryono menegaskan, pemerintah siap untuk mempercepat dan menyederhanakan regulasi yang menghambat, termasuk dalam hal ekspor sarang burung walet. Ia menyatakan bahwa pemerintah ingin meningkatkan volume ekspor, menyederhanakan aturan, serta mendorong semangat pengusaha dan masyarakat, sejalan dengan tekad Presiden untuk mewujudkan swasembada pangan, mengurangi impor, dan meningkatkan ekspor.